Tes Pengujian Thermal Paste


Uji-Thermal-Paste
Seberapa pentingkah penggunaan thermal paste untuk mengurangi panas yang dihasilkan oleh CPU maupun GPU? CHIP akan menjabarkannya untuk Anda melalui artikel berikut ini.
Apakah Anda tahu bahwa permukaan IHS (Integrated ­Heat Spreader) pada prosesor dan graphics processing unit tidaklah sehalus yang Anda bayangkan. Permukaannya yang sedikit kasar tentunya bisa menimbulkan sejumlah rongga yang akan terisi oleh udara ketika ­Anda sudah memasang heat­sink.
Selain itu, permukaan heatsink yang juga tidak halus akan menambah jumlah udara yang terjebak di antaranya. Mungkin jumlah udara yang terperangkap sangatlah kecil, namun udara sekecil apapun akan berakibat buruk terkait dengan urusan pendinginan. Sekadar informasi untuk Anda semua, bahwa udara merupakan salah satu media penghantar panas terburuk.
Dari hal-hal di atas, tentunya Anda sudah mengetahui fungsi thermal paste yang diciptakan, yaitu untuk mengisi rongga atau celah di antara heatsink dan IHS. Dengan diisinya celah tersebut, maka tidak akan ada udara yang terjebak dan menghambat perpindahan panas ke heatsink. Tidak hanya itu, rata-rata material thermal paste memiliki performa yang baik dalam menghantarkan panas karena penggunaan berbagai bahan yang memang sudah teruji lebih baik.
Untuk pengaplikasian thermal paste, CHIP menyarankan agar Anda tidak menggunakan terlalu banyak pada IHS. Hal ini karena thermal paste hanya berfungsi sebagai penghubung dan pengisi celah kosong saja. Oleh karena itu, lapisan tipis thermal paste di permukaan IHS sudah mencukupi untuk menjaga suhu komponen tersebut.
Dalam pengujian kali ini, platform yang digunakan sama seperti dua artikel Tes Perbandingan Heatsink sebelumnya, yaitu prosesor Intel Core i7 2600K, motherboard MSI Z68-GD80 (G3), memori Corsair Vengeance, CM Silent Pro Gold 800 Watt, dan software Prime95 dalam mode Blend Test. Selain itu, CHIP juga menggunakan bantuan heatsink Prolimatech Genesis yang memiliki performa terbaik dalam Tes Perbandingan Heatsink edisi kali ini. Pada pengujian kali ini, CHIP menjaga suhu ruangan pada kisaran 20°C. Hal ini dilakukan agar seluruh pasta yang diuji bekerja pada suhu yang sama.
Arctic Cooling MX-4
Arctic Cooling menghadirkan MX-4 untuk menggantikan seri pendahulunya yang sudah tidak diproduksi lagi, yaitu MX-3. Dikemas dalam tabung berbentuk suntikan, MX-4 terlihat tidak berbeda jauh dengan MX-3. CHIP tidak menemukan informasi mengenai material compound yang digunakan, namun pada website-nya tertera metal-free. CHIP menyimpulkan, produk ini aman dan tidak akan menyebabkan hubungan pendek jika MX-4 ini terkena bagian logam dari hardware Anda.
Noctua NT-H1
Setelah cukup sukses dengan produk heatsink-nya, Noctua turut menghadirkan thermal paste ke pasaran. Produk thermal paste-nya diberi nama NT-H1 dengan kemasan berbentuk tabung suntikan. Kemasan seperti ini dapat ditemukan pada seluruh thermal ­paste bermerek yang CHIP uji kali ini.
Sulit untuk diaplikasikan adalah hal pertama yang CHIP rasakan ketika menggunakan produk ini. Hal tersebut dikarenakan compound NT-H1 tergolong keras dan sulit untuk diratakan.  Selain itu, produk ini memiliki performa yang tidak terlalu optimal jika dibandingkan dengan peserta lainnya. NT-H1 hanya mampu meredam suhu prosesor pada 39,8°C saja. Perolehan suhu tersebut hanya terpaut sedikit dengan Arctic Cooling MX-4.
Thermalright Chill Factor3
Produk ini dapat ditemukan pada beberapa heatsink buatan Thermalright dalam kemasan yang lebih kecil. Ketika CHIP meng­aplikasikan pasta ini ke prosesor, CHIP merasa sedikit kesulitan.  Hal ini disebabkan karena bahan Chill Factor3 yang kental. Namun, Thermalright berbaik hati dengan memberikan aksesoris berupa sebuah kartu yang terbuat dari plastik. Kartu ini akan memudahkan Anda untuk meratakan pasta pada prosesor.
Walaupun tergolong sulit diaplikasikan, produk ini mampu meredam suhu dengan baik. Hal tersebut terlihat pada tabel di atas. Sesuai dengan namanya, thermal paste ini terbukti paling dingin dibandingkan produk-produk lainnya.
Xigmatek PTI-G3606
Produk dari Xigmatek ini hadir dengan harga jual yang paling rendah di antara thermal paste bermerek pada pengujian kali ini. Walaupun memiliki harga termurah di antara produk lainnya, Xigmatek turut menyediakan sebuah spatula kecil yang digunakan untuk meratakan pasta tersebut. Spatula tersebut sangat bermanfaat dibandingkan kartu dari Thermalright karena spatula kecil tersebut tidak dapat berbenturan dengan brac­ket yang digunakan oleh heatsink. Untuk urusan performa, produk ini merupakan peserta yang memiliki performa terburuk. Hal tersebut dapat Anda lihat pada tabel di atas. Xigmatex PTI-G3606 memiliki suhu tertinggi dalam pengujian kali ini.
Pasta Gigi
CHIP sering mendengar rumor yang mengatakan pasta gigi dapat digunakan sebagai pengganti thermal paste. Oleh karena itu, CHIP turut mengikutsertakan sebuah pasta gigi yang digunakan oleh orang banyak. Dengan harga sekitar Rp. 10.000, pasta gigi tersebut mampu meredam suhu prosesor dengan cukup baik. Hal tersebut terlihat dengan performanya yang hanya terpaut sedikit dibandingkan Chill Factor3.
Namun, CHIP tidak menyarankan Anda menggunakan pasta gigi dalam waktu yang lama karena pasta gigi akan mengeras dalam waktu sekitar lima hari. Hal ini disebabkan karena pasta gigi memang tidak diciptakan untuk penggunaan sebagai penghantar panas. Oleh karena itu, pasta gigi tidak memiliki zat yang digunakan untuk mencegah agar pasta tidak mengeras.
Generik
Thermal paste generik juga umum digunakan pada power supply dan amplifier karena kedua komponen tersebut menghasilkan panas yang tergolong tinggi dan membutuhkan heat­sink untuk melepaskan panas yang dihasilkan. Umumnya, thermal paste generik dapat ditemukan pada toko elektronik de­ngan nama heatsink compound.
Tabel Perbandingan
Tabel-Uji-Thermal-Paste
Klik gambar untuk lebih jelas

0 Response to "Tes Pengujian Thermal Paste"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme