Belajar dari kesalahan membuat Anda
semakin pintar. Apalagi jika kesalahan yang ada berasal dari para
profesional.
Profesional IT pun bisa terjebak pada trik penjahat cyber. Namun,
dari situ mereka dapat membagi pelajaran yang berguna bagi semua
pengguna komputer. CHIP menanyakan beberapa pakar IT ternama tentang
pengalaman mereka saat ber-Internet. Pengalaman mereka bisa menjadi
pelajaran berharga bagi para pengguna Internet.
CHIP tidak menduga akan mendapatkan sekian banyak jawaban jujur dan
sebagian sangat terbuka. Eugene Kaspersky menceritakan bagaimana ia
berhasil menggagalkan penculikan putranya. Tokoh open source, Richard
Stallman juga mengungkapkan pendapat pribadinya mengenai beberapa
kesalahan yang ada di sistem operasi Windows.
Sebenarnya, setiap orang dapat menerapkan prinsip-prinsipnya sendiri
dalam mengamankan datanya. Namun, pengalaman para pakar juga dapat
menjadi panduan keamanan pribadi.
Eugene Kaspersky: Penculikan

April 2011 lalu ketika sepasang suami-istri pensiunan Rusia menculik
putranya, Ivan yang berusia 20 tahun. Untuk membebaskan putranya, Eugene
Kaspersky bersama polisi menyiapkan sebuah tipuan. Memanfaatkan media
massa setempat, Eugene Kaspersky melakukan manuver pengalihan fokus para
penculik dengan menginformasikan bahwa dirinya telah membayar tebusan
sebesar tiga juta Euro. Tipuan tersebut berhasil dan selanjutnya polisi
bertindak untuk membebaskan Ivan tanpa cedera.
Namun, peristiwa tersebut membawa hikmah tersendiri bagi Eugene
Kaspersky. Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa pelaku mengumpulkan
informasi pribadi dari jejaring sosial dan mengamati kegiatan
sehari-hari calon korban. Dengan informasi tersebut, mereka merencanakan
kejahatan.
"Tak seorang pun tahu persis, alasan mereka memilih Ivan sebagai
korban," jelas Eugene Kaspersky dalam wawancara khusus dengan CHIP.
"Namun, saya menduga karena Ivan mempublikasi terlalu banyak informasi
pribadinya di Vkontakte (Facebook Rusia)," tambahnya. Dengan informasi
tadi, penculik dapat dengan mudah mengetahui aktivitas Ivan secara
detail, mengawasi, dan mengalkulasi tingkat keamanan pribadinya.
Dengan kasus tersebut, sampai saat ini Eugene Kaspersky masih merasa
bersalah karena sebelumnya ia tidak menjelaskan bahaya menggunakan
jejaring sosial dan tidak memberikan saran untuk membatasi publikasi
data pribadi. "Jangan membuat kesalahan yang sama. Bertindaklah segera
untuk melindungi anak-anak Anda", katanya memperingatkan.
Thorsten Holz: Hacker yang kena hack

Penjahat cyber juga bisa terjebak. Ketika Thorsten Holz melihat lebih
jelas control server sebuah jaringan bot untuk tujuan penelitian, ia
tidak percaya pada yang dilihatnya. Pengelola jaringan bot tidak
mengubah password standar server. Dengan demikian, para peneliti dapat
meng-copy dan menganalisis hasil curian digital yang jumlahnya sangat
banyak.
"Dengan verifikasi dua faktor, jaringan pasti lebih aman (dari
kami)", kata Thorsten Holz. Selain password, pengguna harus memasukkan
sebuah TAN yang akan diterima pada ponsel melalui SMS atau TAN-apps.
Login yang hanya menggunakan nama pengguna dan password mempermudah
hacker. Dengan trojan keylogger, hacker dapat membaca setiap password
dengan mudah. Saat ini, Google dan Facebook telah menyediakan login dua
faktor.
Mikko Hypponen: Account yang dibajak

Karir pria Finlandia ini dimulai sebagai pembuat virus. Saat remaja,
Mikko Hypponen membuat virus Omega yang menurutnya tidak berbahaya.
Namun, ia cepat berbalik arah menjadi pemburu virus utama di F-Secure
dan konsultan lembaga keamanan internasional.
Sejak tahun 90-an, kejahatan cyber merupakan bisnis miliaran Dolar
dan pembuat virus membidik masyarakat. Dari situ, Mikko Hypponen menarik
pelajaran, program yang namanya tidak familiar (tidak terkenal) jarang
masuk ke dalam sasaran penjahat. "Gunakan program lain," saran Mikko
Hypponen. Ada banyak alternatif, seperti Linux pengganti Windows 7,
Foxit Reader pengganti Acrobat Reader, atau Opera pengganti IE.
Bruce Schneier: Brain-Backup

Bruce Schneier menyimpan data di dua otak. Laptop yang berisi
e-mails, kontak, dan agenda, mudah sekali dibajak. "Backup di otak
saya," canda Bruce Schneier. Namun, hal ini ada benarnya karena jika
hidup Anda banyak berlangsung di komputer, kebocoran data akan semakin
mudah terjadi. Dengan backup yang disebar di beberapa media penyimpanan,
keamanan data akan lebih terjaga. "Selalu buat backup!" ujar Bruce
Schneier.
Konstantin von Notz: Enkripsi e-mail

Konstantin von Notz, salah satu politisi dari partai Hijau di negara
bagian Schleswig, Holstein, Jerman, berjuang untuk keamanan e-mail
sebagai penghubung antara masyarakat dengan anggota dewan melalui e-mail
yang terenkripsi dan penyediaan aplikasi gratis untuk membukanya.
E-mail terenkripsi memang selalu dibicarakan di tengah masyarakat.
Komunikasi tanpa enkripsi tidak cocok dengan proteksi data. E-mail tanpa
enkripsi dapat dibaca oleh siapa saja dalam jaringan.
Jacqueline Beauchere: Pilih teman

Anak-anak merupakan sasaran favorit pencuri ID. Jacqueline Beauchere,
pakar keamanan Microsoft menemukan beberapa kasus pencurian ID atas
nama anak-anak yang dapat membuat banyak kerugian. Dengan nomor asuransi
sosial, penjahat mendapatkan kredit untuk berbelanja. Kerugian
tentunya ditanggung orangtua.
Oleh karena itu, Jacqueline menyarankan orangtua usia muda untuk
menjadikan keamanan online sebuah tema keluarga. Anda harus menjelaskan
batasan tertentu, termasuk memeriksa daftar teman di Facebook secara
teratur. Hal ini harus dilakukan karena kasus ini sudah sering terjadi,
sahabat terbaik hari ini bisa menjadi musuh utama di esok hari.
Bersih-bersih digital secara teratur dapat menangkal cyber-mobbing.
"Akhir tahun pelajaran atau saat pindah sekolah adalah saat yang baik
untuk melakukan hal itu," kata Jacqueline. "Periksa daftar teman di
jejaring sosial bersama anak Anda dan singkirkan yang kira-kira dapat
membahayakan," ujarnya.
Brian Krebs: Sumber tidak bersahabat

Brian Krebs telah belajar dari pengalaman buruk. "Internet memang
baik, tetapi dengan kontrol yang baik juga", kata Brian. Beberapa tahun
lalu seorang hacker menulis kepadanya, "Hai Brian, lihat link ini". Ia
tidak hanya melihat, tetapi juga mengkliknya. Setelah itu, sistem
operasinya hancur. Berjam-jam ia berupaya membuat komputernya berfungsi
kembali.
Sejak itu, pakar keamanan ini memisahkan lingkungan kerja dari
komunikasi luar. "Anda tidak pernah tahu yang dikirimkan orang melalui
Internet, bahkan oleh teman sekalipun. Semuanya bisa mengirim malware".
Sekarang, Brian Krebs jauh lebih hati-hati. "Saya hanya meng-install
program yang saya kenal dan yang benar-benar saya inginkan," tambah
Brian.
Joanna Rutkowska: Sistem yang aman

Mengatasi masalah pada akarnya adalah prinsip Joanna Rutkowska.
Baginya, keamanan komputer harus dimulai dari hardware. "Selama ini
sistem operasi menggunakan terlalu sedikit teknologi hardware yang dapat
jauh meningkatkan keamanan komputer", ujarnya.
Peneliti keamanan asal Polandia ini berpendapat demikian karena
bersama tim dari Invisible Things Lab, ia telah mengerjakan sistem
operasi open-source QubesOS yang sangat aman. Oleh karena itu, Joanna
Rutkowska tidak menawarkan solusi keamanan yang umum dijual, tetapi
dengan jawaban yang tepat atas pertanyaan. Contohnya, bagaimana
sehari-hari berselancar di dunia maya dengan aman?
Dengan demikian, Anda harus berupaya sendiri dan menggunakan berbagai
perangkat untuk tugas-tugas yang berbeda. "Saya menggunakan iPad untuk
berselancar dan komputer yang di-backup untuk bekerja," kata Joanna.
Namun, hal tersebut tidak diperlukan lagi jika menggunakan QubesOS.
"Mungkin beberapa tahun lagi saya bisa mengatakan kepada Anda, bagi yang
menginginkan komputer aman, Anda hanya perlu menggunakan QubesOS",
tambah Joanna sedikit berpromosi.
Richard Stallman: Windows mata-mata

Ia adalah pejuang tanpa lelah untuk aplikasi freeware. Tidak hanya
itu, Ia tidak menganggap dirinya pakar keamanan, tetapi tanpa henti ia
memperingatkan banyak orang mengenai sebuah bahaya komputer. "Bagi saya
contoh terbaik adalah Windows karena ia memiliki fungsi-fungsi monitor,
borgol digital bagi file-file pengguna, dan celah keamanan," kata
Stallman memperingatkan. Oleh karena itu, ia pun menyarankan penggunaan
freeware software bebas yang tidak lagi memata-matai penggunanya.
Stephen Pao: Menangani staf bandel

Setiap Stephen Pao mempekerjakan seorang karyawan baru, co-founder
Barracuda Networks ini selalu mengawasi WLAN di perusahaan. Jika
karyawan baru tersebut berani melakukan login di Facebook tanpa proteksi
HTTPS, software hacker Firesheep milik Pao akan menghidupkan alarm.
Selanjutnya, pakar jaringan ini dapat login ke dalam profil Facebook
yang bersangkutan untuk melihat serta mengubah berbagai data sesukanya.
Pao hanya meninggalkan catatan lucu dan memperingatkan karyawan tersebut
dengan sebuah catatan khusus yang berbunyi "Kamukan tahu, kamu bekerja
di sebuah perusahaan keamanan IT? Gunakan HTTPS!"
Tanpa HTTPS, biasanya data dikirim tanpa enkripsi antara website dan
PC. Dalam sebuah WLAN terbuka, hal itu merupakan undangan bagi para
hacker. Di Facebook, option setting-nya ada di "Account Settings |
Security | Secure Browsing". Jika Anda belum melakukannya, segera
lakukan. Fungsi yang sama juga ditawarkan banyak layanan web lainnya.
Candid Wüest: Flash disk tidak berdosa

Akibat sudah percaya dengan teman, tanpa pikir panjang Candid Wüest
memenuhi permintaan teman tersebut. Namun, Candid kaget dengan hal yang
ia temukan di dalam flash disk temannya? Sebuah USB autorun worm yang
ganas ada dalam flash disk tersebut. Pada akhirnya, Worm tersebut dapat
segera aktif saat flash disk dimasukkan dalam slot USB. Selnjutnya, Worm
dapat langsung menginfeksi sistem pengujian milik Candid Wuest.
"Saya harus meng-install ulang semua komputer," ujarnya. Suatu
kesalahan akibat kurang hati-hati yang sebenarnya mudah dihindari oleh
pakar Symantec ini. Karena tidak semua program keamanan mengenali setiap
virus, justru online scan dapat membantu hal itu. Layanan web
virustotal.com misalnya dapat memeriksa file dengan bantuan lebih dari
40 aplikasi virus scanner berbeda.
Sebastian Schreiber: Kode usang

Atas permintaan dari perusahaan, Sebastian Schreiber pernah menyusup
ke dalam jaringan sebagai penguji. Namun, ia malah panik saat memasang
aplikasi, tetapi ia lupa kodenya. Dengan melakukan trik sederhana,
tetap saja ia tidak berhasil. Saat ini, tips dan trik sederhana yang ada
sebenarnya sudah ketinggalan zaman. Untuk memproteksi komputer, Anda
harus merawatnya dengan susah-payah, membuatnya tidak rentan terhadap
bahaya, dan harus berhati-hati di Internet. Tips dari Sebastian, jika
seorang pakar menjanjikan sebuah solusi sederhana, selalu bersikap
skeptis karena pakar sendiri juga tidak bebas dari kesalahan.
sumber :
http://chip.co.id/news/read/2012/05/10/2185424/Tips.Keamanan.Para.Pakar/2