Mempersiapkan partisi dan pengaturan partisi

Mempersiapkan Partisi

Penggunaan partisi di gunakan untuk lebih mengeffisienkan ukuran media harddisk. Misalkan ada direktori yang oleh system tidak selalu diisi oleh banyak file, dapat diberikan partisi yang kecil saja.

Pengaturan partisi di linux, untuk mode grafis dapat menggunakan gparted. Untuk melakukan proses operasi partisi di harddisk baru, silahkan gunakan gparted-live-cd agar pengoperasian partisi dapat lebih optimum.

Sekilas Tentang Partisi

Partisi ibarat penyekat

Ambillah asumsi, analogi, ataupun anggapan, bahwa harddisk yang anda gunakan adalah sebuah gedung ataupun ruko. Gedung yang anda miliki memiliki berbagai macam luasnya ada yang 40m2, 60m2, 80m2, 120m2 bahkan kini ada yang mencapai 300m2. Selanjutnya, apa yang anda bayangkan dengan gedung yang berukuran 80m2 tersebut? Tentunya jika ingin digunakan tempat usaha atau kantor, akan kesulitan jika satu ruangan 80m2 digunakan tanpa penyekat, kecuali memang anda berencana menyewakan sebauh aula. Agar mudah dalam mengatur ruangan, maka gedung seluas 80m2 perlu dibagi-bagi dengan penyekat. Nah, penyekat inilah yang akan membagi gedung seluas 80m2 menjadi tempat kerja yang efektif.

Pertanyaan selanjutnya, jika ingin dibagi, berapa luasan ruang tiap-tiap sekatan? Nah.. jawaban dari pertanyaan ini sangat tergantung dengan penggunaan ruangan tersebut. Ruangan yang menyimpan barang-barang besar seperti kulkas, mesin fotocopy, printer outdor, bahkan mobil tentunya membutuhkan ruang yang besar. Juga berlaku sebaliknya, untuk ruangan yang menyimpan barang-barang kecil, seperti sapu, pengki, dan semacamnya tidak perlu ruangan yang besar.

Terus, bagaimana jika anda tidak yakin dengan isi ruangan anda?

Cara yang paling sederhana yaitu ruangan hanya dipisahkan tiga macam, ruangan direktur, ruangan penyimpanan, dan ruangan kerja. Ruangan direktur ini adalah letaknya sistem anda utama dipasang, ruangan direkur yang ideal tidak perlu terlalu luas, cukup untuk dapat digunakan bekerja saja. Karena begitu tempat usaha anda sudah berjalan, tentunya ruangan direktur akan menjadi ruangan yang paling repot untuk diubah.

Filesystem ibarat susunan ruangan

Setelah gedung seluas 80m2 disekat-sekat, tentunya agar bisa digunakan kerja, anda perlu menata hasil penyekatan tersebut. Tentunya penataan ruangan untuk staf dan untuk direktur bisa dibuat sama dan bisa berbeda, tergantung selera.

Kenapa kita perlu menata ruangan hasil sekatan? Tentunya penataan ini untuk menentukan dimana letak meja dan kursi, dimana kita duduk dan menghadap kemana, tidak lain tidak bukan, tujuan penataan ini untuk kelancaran kerja. Penataan yang baik dan sesuai dengan pola kerja yang digunakan akan menghasilkan kerja yang optimal.

Di dalam ilmu komputer, filesystem, atau susunan sebuah partisi, dikenal banyak sekali. Misalkan filesystem FAT16, FAT32, dan NTFS yang identik untuk bekerja di lingkungan windows. Atau filesystem EXT2, EXT3, ReiserFS yang umum digunakan untuk bekerja di lingkungan Linux. Perbedaan masing-masing jenis filesystem tidak akan dibahas disini karena penjelasan yang diberikan akan terlalu teknis. Pembacaan antar filesystem tergantung pada sistem operasinya. Ibaratnya, seorang direktur dia mampu bekerja dengan susunan apa saja, apabila si direktur hanya menerima satu macam susunan tempat kerja, maka apabila ada staf yang dengan beraninya mengubah susunan tempat kerjanya akan ditegur karena akan menghambat kerja rekan-rekannya yang lain.

SWAP serupa dengan RAM cadangan

Dalam proses installasi Linux partisi yang umum digunakan adalah EXT3 dan satu macam partisi SWAP. Partisi dengan filesystem SWAP ini bekerja sebagai cadangan apabila RAM yang digunakan penuh. Apabila seorang direktur adalah processor, maka RAM-nya adalah meja kerjanya, dan ruangan kerjanya adalah inti dari sistem operasi. Pada saat si direktur bekerja, maka meja kerjanya akan ditumpuk berkas-berkas kerja yang harus dikerjakan. Semakin banyak tugas yang harus diselesaikan si direktur, maka tumpukan berkas di meja pun akan semakin membengkak. Jika tumpukan berkas itu terus dibiarkan menumpuk, maka si direktur tidak dapat bekerja. Tempatnya untuk bekerja habis, padahal tumpukan berkas semakin menggunung. Hal ini menyebabkan si direktur menjadi stress, bingung, lalu pingsan dan perlu direstart.

Untuk mencegah si direktur menjadi stress, bingung lalu pingsan, maka perlu disediakan ruangan tersendiri yang akan menampung berkas-berkas yang sedang dikerjakan oleh direktur. Ruangan ini adalah SWAP. Dikala meja kerja direktur sudah dirasa cukup penuh, dan berkas kerjaan terus berdatangan, maka berkas tersebut akan diletakkan di ruangan SWAP. Dengan cara ini, maka kelegaan meja kerja direktur dapat terjaga, dan si direktur dapat terus bekerja dengan ceria, sentosa dan bersahaja.

Awas, untuk menentukan ruangan SWAP ini juga perlu diperhatikan. Ruangan SWAP memang tidak memerlukan ruangan yang luas, tapi juga jangan terlalu sempit. Jika limpahan berkas di meja direktur ternyata memenuhi ruangan SWAP sehingga ruangan SWAP tidak mampu menampung berkas kerjaan lagi, maka kondisi direktur pun akan kembali ke semula, si direktur akan stress, bingung, lalu pingsan dan perlu direstart.

Dengan melihat spesifikasi komputer akhir-akhir ini, partisi swap cukup berukuran antara 500 MB hingga 1500 MB. Jika anda cukup yakin dengan apa yang akan anda kerjakan sehari-hari, anda dapat mengubah sendiri ukuran swap yang digunakan.

Mount Point ibarat penempatan

Setelah partisi dibuat, filesystem ditentukan, maka selanjutnya perlu diberikan mount point-nya.

Dalam sebuah tempat usaha yang sederhana, tentunya juga memiliki struktur organisasi sederhana. Masing-masing bagian agar dapat berkerja perlu diberikan jatah untuk menempati ruangan yang disediakan. Mengikrarkan penempatan ini sangatlah penting, kalau perlu dibuatkan SK-nya. Karena jika tidak di ikrarkan, maka ruangan yang sebelumnya repot-repot disekat, lalu repot-repot ditata posisi meja dan kursinya, tidak bakal ada yang menempati.

Staf tidak akan berani iseng-iseng menempati ruangan sekatan yang tidak di jatahkan untuk dirinya. Setelah si direktur memnentukan atau mengubah mount point, maka staf baru boleh berpindah antar ruangan sekatan.

Secara umum, mount point hanya perlu diisikan root system (tanda slash '/'), kemudian home (tanda /home) dan SWAP.

Untuk perangkat yang datang kemudian, maka secara umum akan diberikan mount point didalam directory /media.

Drive C:-nya mana?

Didalam sistem operasi linux tidak mengenal permodelan drive. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, partisi yang dibuat akan langsung di berikan penugasan untuk diisi oleh directory apa saja. Dengan model penugasan ini, maka system akan lebih mudah mengenal tempat kerjanya.

Untuk cd-rom, usb disk, harddisk external, seperti yang dijelaskan sebelumnya, anda dapat menemukan perangkat penyimpanan anda di directory /media.

Jika perangkat penyimpanan seperti cd-rom, usb disk, harddisk external, ibarat sebagai tamu, maka directory /media adalah ruang tamunya. Tamu-tamu yang berurusan dengan tuan rumah akan diterima di ruang tamu. Oleh karena itu, anda jangan sampai lupa, dimana letak ruang tamu anda.

Lain ceritanya apabila tamu itu memang sudah dikenal baik oleh si empunya rumah. Maka tuan rumah sah-sah saja untuk menerima tamu tersebut didalam, di ruang keluarga, ruang makan, bahkan ruang tidur.

Untuk pengaturan mount point, dapat diatur di file /etc/fstab. Penggunaan file ini tidak dibahas dahulu disini.

Partisi dalam istilah teknis

Partisi yang dalam pengaturan media penyimpanan adalah bagian dari memori harddisk yang terpisah secara logika dan tidak terpisah secara fisik. Partisi ini dapat diterapkan di berbagai media penyimpanan, seperti flashdisk dan sebagainya, tapi secara umum, partisi memang sering dipakai di media Harddisk.

Partisi didalam disk dapat dibuat dengan menggunakan tool pembuat partisi seperti fdisk, cfdisk, atau parted. Untuk berbasis GUI, dikenal Gparted dan QtPerted. Untuk lingkungan windows, umum dikenal partition magic. Setelah partisi dibuat, maka partisi itu perlu diformat dengan file system tertentu. Secara umum, setiap tool partisi juga menyertakan fasilitas untuk membuat filesystem.

Pada sistem x86 yang umum kita pergunakan, skema partisi yang hanya dapat dibuat empat macam partisi yang umum disebut primary partition. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu partisi yang lebih banyak perlu dibuat partisi tambahan, dimana dalam partisi tersebut, dapat dibuat partisi yang lain yang kemudian disebuat Extended Partition. Dalam sebuah harddisk, hanya perlu memiliki satu buah extended Partition, karenda dari extended partition ini, dapat dibuat partisi-partisi lain yang lebih kecil dan lebih banyak.

Untuk Primary Partition, tidak ada ketentuan pasti apakah primary partition hanya boleh satu saja atau harus digunakan seluruhnya. Yang jelas, untuk kesehatan sistem operasi, untuk keperluan booting, sebaiknya diletakkan di Primary Partition. Untuk sistem operasi Linux saat ini, sudah mampu melakukan boot walau tidak harus system terinstall di primary partition. Untuk kasus beberapa distro yang masih strict mengharuskan diisntal di primary partition.

Tujuan Menggunakan Partisi

  • Memisahkan sistem operasi dengan file-file pengguna
  • Memiliki ruang untuk swap dan virtual memori
  • Membuat data data yang sering digunakan dapat terletak berdekatan
  • Untuk memisahkan cache dan file-file log terpisah dari file-file lainnya. File-file tersebut dapat berubah dengan sangat sepat, dan berpotensial menyebabkan partisi cepat penuh
  • Untuk melakukan multi-boot atau dual-boot. Sehingga satu harddisk dapat tersimpan dua macam atau lebih sistem operasi.
  • Untuk melindungi atau mengisolir file. Hal ini agar mempermudah untuk menyelematkan data dan memisahkan apabila terjadi partisi korup.

Bentuk partisi pada DOS dan Windows

Pada Dos dan Windows, skema partisi standart yaitu dengan membuat partisi utama tunggal yang disebut sebagai drive C. Di partisi tersebut tersimpan sistem operasi, data pengguna, aplikasi, dan data yang lain pada partisi yang sama. Beberapa pengguna, meneyenangi untuk membuat partisi jamak sehingga sistem operasi dapat tersimpan tersimpan terpisah dari data-data yang lain. Kelebihan dari menggunakan partisi lebih dari satu yaitu dapat dengan mudahnya menghapus. Apabila ditambah dengan menggunakan aplikasi berbayar seperti Acronis disk director, Norton Partition Magic, akan sangat memudahkan pengguna untuk mengembalikan komputernya yang terjangkiti virus atau permasalahan lain yang mengacaukan sistem operasi DOS atau windows.

Skema Partisi pada Linux

Pada sistem operasi berbasis Unix dan Unix-like seperti Linux dan Mac OS X, pembuatan partisi terpisah untuk /boot, /home, /tmp, /usr, /var, /opt, swap dan seluruh file yang lain sangatlah memungkinkan. Skema partisi seperti itu memiliki beberapa keuntungan, jika salah satu filesystem mengalami kerusakan, data ataupun file-file milik sistem operasi tidak akan bermasalah. Untuk meningkatkan keamanan dari kehilangan data sistem, partisi dapat dibuat read only. Metode dengan membagi partisi menjadi ukuran yang fix juga memiliki beebrapa ketidak- nyamanan, salah satunya yaitu pengguna dapat kehabisan space di partisi /home, walaupun space di partisi lain masih tersisa banyak. Oleh karena itu, pengguna hendaknya mampu memprediksikan rencana penggunaan partisinya, yang hal ini dapat menyulitkan pengguna baru.

Logical Volume Management (LVM), sering digunakan di perangkat server. Kelebihan LVM yaitu dapat dengan mudahnya diatur ukuran partisi. Yang berbeda dari LVM ini yaitu LVM terikat memiliki tool tersendiri untuk mengubah ukuran partisinya, dan tidak memerlukan tool khusus untuk mengatur partisinya. LVM juga tidak hanya berkemampuan untuk menggeser partisi secara langsung, tetapi juga dapat untuk 'menyambung' harddisk sehingga menjadi dikenali sebagai satu buah partisi yang lebih besar.

Filesystem di Sistem Operasi Linux

Sistem operasi linux membuat semacam file sistem virtual yang dapat membuat seluruh file akan tertampil berada dalam hirarki tunggal. Hal ini berarti, di filesystem itu hanya terdapat satu buah root directory, dan seluruh file yang ada akan terletak dibawahnya di suatu tempat lain. Selain itu juga, root directory tidak harus berada ditempatkan secara fisik di harddisk anda, mungkin dapat juga tidak terletak di komputer anda. Sistem di Linux dapat menggunakan jaringan sebagai root directorynya.

Sistem Linux memberikan nama device untuk masing-masing device, tapi ini bukanlah bagaimana menunjukkan cara file didalam device itu diakses. Untuk mendapatkan pengaksesan file didalam suatu device, anda harus memberitahukan dulu ke sistem operasi di directory mana anda menginginkan file-file tersebut untuk muncul. Proses inilah yang disebut dengan mounting. Sebagai contoh, untuk dapat mengakses file-file yang ada di CD-ROM, anda harus memberitahu sistem operasi kurang lebih begini “Ambil filesystem yang di CD-ROM lalu munculkan di directory contohnya dengan nama directory belajar”. Nah directory yang diminta untuk menampilakan file itu tadi yang disebut sebagai mount point. Sebagai contoh, adalah directory didalam /media. Directory /media sangat mudah ditemui di banyak sistem Linux yang menggunakan kernel 2.6.x seperti yang sudah di spesifikasikan dalam Filesystem Hierarchy Standard. Direcroty /media ini di spesifikasikan untuk mengelompokkan mount point dari berbagai macam removeable media, seperi CD, DVD, flash disk, handy cam, MP3 player, memcard reader, iPod, dan juga floppy disk kalau masih ada. Isi dari /media bia saja kosong, atau berisi beberapa directory kosong untuk mounting masing-masing device, atau bisa juga tiba-tiba berisi directory jika media itu dibaca sistem. Proses tiba-tiba muncul itu yang dikenal dengan istilah automount. Secara umum, hanya root atau administrator yang di pilih yang diperbolehkan untuk melakukan mounting.

Sistem Linux sering menyertakan software atau tool untuk membantu proses mounting dan mendukung fungsionalitas baru. Salah satu diantaranya adalah auto-mount itu tadi, dengan tujuan sebagai berikut

  • Di bebarapa situasi, file sistem selain root perlu tersedia bersamaan dengan sistem operasi menyala. Seluruh sistem Linux menyediakan fasilitas mounting saat system menyala. Fasilitas itu disebut fstab. Sysadmin mendefinisikan filesystem apa saja yang dibutuhkan kedalam /etc/fstab beserta dengan opsi dan mount pointnya.
  • Di beberapa situasi, tidak diperlukan untuk melakukan mount pada file sistem tertentu saat booting, diakrenakan file sistem itu dibutuhkan saat setelah proses boot selesai.
  • Removeable media menjadi sesuatu yang umum untuk perangkat rumahan dan notebook. Misalnya yaitu Flash disk, CD ROM, dan DVD. Beberapa sistem Linux juga dilengkapi aplikasi untuk mendeteksi kehadiran dari media tersebut dan segera melakukan mount tanpa ada campur tangan pengguna.

Master Boot Record

Master Boot Record adalah sebutan untuk sektor yang paling ujung awal dari sebuah harddisk. Didalam MBR terdapat hal-hal seperti berikut:

  • Kode booting ke sistem operasi, kode booting ini yang membuat harddisk dapat booting ke sistem operasi. Kode ini disebut juga dengan Master Boot Code. Boot loader seperti Lilo dan Grub terletak di sini.
  • Tabel partisi yang berisi daftar partisi apa saja yang terdapat pada harddisk yang digunakan.

Pada saat booting, MBR bertugas sebagai berikut:

  • Mencari partisi yang aktif atau yang dapat digunakan untuk booting dalam tabel partisi.
  • Mencari sektor pertama dari partisi yang digunakan untuk booting.
  • Memuat salinan boot sector dari partisi aktif kedalam memori
  • Memberikan kontrol kelanjutan kepada kode untuk dieksekusi selama proses boot.

Pengaturan partisi mode grafis

DI Linux saat ini juga telah menyediakan tool untuk mengatur partisi. Salah satunya adalah Gparted. Gparted ini selain merupakan aplikasi yang terinstall kedalam sistem, juga terdapat dalam bentuk liveCD yang memudahkan untuk mengatur partisi suatu harddisk yang sama sekali belum memiliki sistem operasi.

Pengaturan partisi mode grafis

DI Linux saat ini juga telah menyediakan tool untuk mengatur partisi. Salah satunya adalah Gparted. Gparted ini selain merupakan aplikasi yang terinstall kedalam sistem, juga terdapat dalam bentuk liveCD yang memudahkan untuk mengatur partisi suatu harddisk yang sama sekali belum memiliki sistem operasi.

Memulai Gparted

Pada saat Gparted dijalankan akan muncul jendela seperti pada dan partisi dan harddisk akan di scan

 Tampilan Depan GParted

Jika kemudian kita klik pada menu Gparted (yang berada pada pojok kiri atas), sebuah pop down menu akan muncul. Kita dapat memilih tombol refresh untuk menampilkan partisi yang terdapat pada sistem.

Kemudian di menu bawahnya, kita dapat memilih harddisk mana yang ingin kita ubah partisinya. Opsi ini sangat berguna jika kita memasang harddisk lebih dari satu. Menu yang ketiga yaitu menu untuk mendapatkan informasi harddisk.

 Menu PopDown GParted

Di Menu itu kita dapat melihat bagaimana dukungan gparted terhadap file system tertentu. Tabel dukungan itu seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.

 Informasi operasi dan dukungan Gparted

Kemudian menu Edit terletak pada posisi kedua dari kiri. Menu itu menunjukkan dua fungsi yang belum aktif. Menu tersebut adalah Undo dan Apply menu ini sangat berguna dalam mengatur partisi. Opsi ini juga dapat ditemu di toolbar. Untuk mengaktifkan menu tersebut, kita diharuskan memilih salah satu partisi yang hendak di modifikasi. Menu Edit seperti yang ditunjukkan pada gambar 4

 Menu Edit GParted

Menu View, gambar 5, digunakan untuk mengatur tampilan pada aplikasi Gparted.

 Menu View GParted

Harddisk Information (gambar 6) : Pada bagian paling kiri dari daftar partisi akan tertampil panel harddisk information. Panel ini menunjukan informasi harddisk secara rinci meliputi Model harddisk, ukuran, geometry, dan lain sebagainya. Panel ini sangat berguna jika digunakan pada system yang memiliki banyak harddisk, dimana informasi tersebut sangat bermanfaat untuk meyakinkan kita bahwa harddisk yang akan dioperasikan adalah benar harddisk yang dimaksud.

Panel Informasi Harddisk

Operations (gambar 7): Pada bagian paling bawah jendela GPArted akan muncul baris-baris perintah operasi yang belum dilaksanakan. Panel ini sangat bermanfaat untuk mengetahui seberapa banyak operasi yang akan dijalankan.

 Panel untuk melihat proses operasi

Kemudian pada menu Device, gambar 8, kita dapat memberikan label pada Disk (gambar 9). Apabila label yang terdapat dalam harddisk dirasa kurang tepat, kita dapat mengubahnya melalui menu ini.

 Tampilan Menu Device GParted

 Memberikan label pada harddisk

Kemudian selanjutnya menu Partition (gambar 10)merupakan menu yang paling penting. Dari menu ini kita dapat melakukan banyak sekali operasi, yang bahkan beberapa diantaranya cukup berbahaya. Menu Delete dipakai jika ingin menghapus partisi. Untuk menghapus partisi kita diharuskan memilih partisinya terlebih dahulu. Untuk menu Resize/Move nanti akan dibahas secara terpisah.

 Menu Partition

Dengan Gparted kita juga bisa langsung melakukan format partisi menjadi filesystem yang didukung oleh Gparted di menu tersebut.

 Menentukan partisi

Kemudian pada pilihan yang paling bawah untuk memberikan penjelasan mengenai partisi yang dipilih.

 Informasi lengkap dari partisi

Dan.. kemudian jika anda pilih menu Help, anda tidak menemukan apa-apa disana, soalnya memang belum diimpelementasikan.

Operasi di Gparted

Membuat Partisi baru

Di dalam toolbar, ada tombol New yang berfungsi untuk membuat partisi baru. Dan tombol ini dapat aktif jika kita telah menyeleksi area yang belum ada partisinya atau unallocated area.

 Tampilan awal GParted

Kemudian jendela baru muncul dan kita dapat memilih ukuran terserah yang kita inginkan, sebagai primary, extended, ataupun logical (gambar 15), dan juga filesystem yang hendak digunakan (gambar 14).

 Memilih jenis partisi

 Memilih filesystem yang digunakan

Menghapus partisi

Pada icon kedua, digunakan untuk menghapus partisi (gambar 16).

 Icon di toolbar untuk menghapus partisi

Jika kita salah menghapus partisi yang tidak semestinya, segeralah mengklik undo (gambar 17), kalau tidak seluruh data di partisi tersebut akan hilang seperti asap. Tapi, jika anda yakin dengan yang anda lakukan, ya.. silahkan klik apply saja. Tapi mohon diingat, kalau sudah ditekan apply, jangan harap proses delete-nya bisa di undo.

 Icon Undo pada toolbar

Me-resize partisi

Jika ingin ukuran partisi untuk diubah, dapat dengan mengklik tombol Resize/Move, dan kemudian sebuah jendela akan muncul. Gunakan mouse untuk mengurangi atau menambah partisi dengan menggeret balok paritisnya (tanda atas) atau bisa juga dengan menuliskan ukurannya (tanda bawah) (gambar 18).

 Icon Resize/Move pada toolbar

 Mengubah ukuran partisi

Menyalin Partisi

Mari kita lihat di fungsi bagian copy. Untuk mengaktifkannya, silahkan pilih partisi yang ingin dicopy (gambar 19).
 Icon Copy di toolbar

Setelah partisi dicopy, kita selanjutnya memilih area yang belum ada partisinya untuk mengaktifkan tombol paste (gambar 20).
 Icon Paste di toolbar pada area tanpa partisi

Selanjutnya kita dapat menentukan ukuran partisi yang sudah di paste tadi, ingin ukurannya sama atau lebih besar (gambar 21). Tapi sayangnya tidak bisa lebih kecil.
 Mengatur ukuran partisi yang disalin

Setelah itu, kita dapat mengklik undo atau apply untuk menerepkan pengubahan yang anda yakini.
Selanjutnya kita akan ditanyai untuk yang terakhir (gambar 22)

 Jendela Pengingat untuk mengamankan data yang ada

Dan tentu saja anda dapat membatalkan proses yang sedang berjalan, tapi berhati-hatilah, proses pembatalan ini dapat merusak filesystem kita.

Tips dan trik..

Pada pojok kanan atas, jika kita mengklik tanda panah yang ditandai lingkaran (gambar 25), kita akan dapat melihat beberapa daftar harddisk (gambar 26) (jika menggunakan harddisk lebih dari satu) dan pilih salah satu yang ingin dioperasikan,

 Memilih harddisk dengan cepat

 Menu multi harddisk

Jika kita ingin mengoperasikan pada partisi yang sedang dimount, kita harus meng-umount partisi itu terlebih dahulu. Jika partisi tersebut masih ke-mount, maka tanda gembok coklat akan muncul disamping tulisan partisinya. Untuk menghilangkan gemboknya, makanya perlu di umount dahulu(gambar 27).

 Melakukan unmount partisi yang tergembok

Jika sudah diumount maka pilihan operasi yang lain (gambar 28) juga akan tersedia.

 Menu setelah di unmount

Menonaktifkan swap file sebenarnya tidak perlu dilakukan. Tetapi jika proses modifikasi yang dilakukan yaitu pada partisi swap-nya, baru kita perlu menonaktifkan dengan mengklik 'swapoff' (gambar 29).

 Menonaktifkan swap

Untuk menutup Gparted, seperti aplikasi lainnya, cukup tutup window-nya dengan mengkliknya di ujung kanan atas.

0 Response to "Mempersiapkan partisi dan pengaturan partisi"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme